Sekelumit Cerita Perjalanan Seorang Blogger

by - 11:31:00 AM


Tidak sedikit tentunya yang mulai menulis di blog dengan curhatan pribadi. Begitu pun aku yang sempat menjadikannya buku diary. Alih-alih berniat menjadi inspirasi, justru sebenarnya aku hanya ingin bercerita saja, melimpahkan berbagai rasa yang sempat tertahan.

Aku tidak tau pasti sejak kapan label “blogger” tersemat pada dahiku. Seakan-akan, aku dikenal sebagai seorang blogger. Jangan tanya “Kamu blogger apa?” karena boro-boro niche pada blog, mengisinya saja pun aku urung disiplin.

Namun, kalau diingat-ingat lagi, perjalanan sebagai blogger kumulai dari sini.

Salah satu foto yang pernah ku-upload di blog ini, agak alay sih, emang...
Di usiaku yang ke-17, aku memilih untuk membuat blog ini dengan mengulas kegiatanku sehari-hari di Bandung. Waktu itu, kerap kali aku mengunggah foto bersama teman-teman sekalipun momennya tidak begitu spesial. Seolah-olah sekadar memindahkan isi Facebook pada platform lain.

Semua berawal dari kegelisahan, begitu juga aku yang merasa bosan dengan kegiatan blogging-ku yang begitu-begitu saja. Aku si perantau ulung yang selalu ingin tau, menemukan sebuah komunitas blogger nasional yang mencap diri mereka sebagai blogger kreatif. Yap, mereka memanglah kreatif. Aku sadar betul betapa banyak ide-ide terlahir saat aku berbincang-bincang dengan mereka. Sesekali, kami bertatap muka baik secara virtual maupun di dunia nyata. Tidak sebatas seputaran Bandung, aku pun berjumpa dengan mereka yang di Jakarta hingga Yogyakarta.

Kopdar pertama dengan blogger di Bogor (2012)

Kopdar regional Jakarta di rooftop Semanggi (2012)
Bersama mereka yang muda-muda, tulisan yang kubuat semakin impulsif. Sewaktu terlintas suatu hal di kepala, langsung kutulis begitu saja. Saat itu, begitu jarang aku memfilter apa yang kuungkapkan lewat blog, sehingga terkadang tidak sesuai dengan etika di negeri kita. Lawakan-lawakan miskin norma kesopanan, sempat tercipta dari jemari-jemariku ini. Meskipun begitu, berbagai lomba kumenangkan, bahkan aku pernah membawakan sebuah presentasi di kampus swasta ternama berkat blog-ku di masa itu.

Waktu terus bergulir, hingga aku tak sadar, usiaku hampir kepala dua. Iya, menginjak 19 tahun, aku mendapat kesempatan untuk bekerja di sebuah penerbitan buku-buku populer. Boleh dibilang, blog adalah salah satu portofolioku. Penerbitan yang beberapa penulisnya aku gemari, membuat beberapa temanku iri. Kalau mengingat jurusanku di bidang IT, pasti ada saja yang meragukan kemampuanku sebagai seorang editor. Tentu saja di sana aku belajar dan berlatih walaupun tak dapat menjadi ahli dalam sehari.

Menjadi MC talkshow Dara Prayoga dan Dimas Abi
Nge-MC saat nonton bareng pemain dan penulis Remember When

Ngobrolin project komik dengan Pak Ahok di kantor beliau bersama pimred
Sebagai satu-satunya karyawan termuda, jiwa “remaja”-lah yang kuandalkan. Aku harus bisa menggunakan panca indera untuk memahami seperti apa bacaan yang ABG sedang nikmati. Kalau sedang hoki, malah dapat membuka tren baru yang kemudian ramai-ramai diikuti. Toko buku sudah seperti mini market—setiap minggu kukunjungi.

Dengan segala euforianya, aku semakin terbiasa untuk berpikir cepat. Bersama rekan-rekan yang inovatif, pembicaraan dari stand up comedy hingga Madilog Tan Malaka tak pernah ada habisnya untuk dilahap. Mereka adalah orang-orang yang lapar akan bahan bacaan. Jangankan buku yang sedang hits, bahkan yang hanya terjual beberapa eksemplar pun mungkin sudah mereka santap. Tempatku adalah di sini, jiwaku ada di sini, batinku dalam hati.

Akan tetapi, Tuhan berkehendak lain. Ada saat di mana aku harus kembali ke kota kelahiran untuk memenuhi hasrat orangtua. Tentu saja berbagai penolakan terjadi dalam diri. Namun, semua pergulatan berhasil aku lewati. Satu pesan dari direktur redaksi kala itulah yang membuatku memantapkan hati untuk mengikuti keinginan keluarga.

“Mimpi boleh banyak dan berganti-ganti, tapi ayah dan ibu cuma satu.” - Jeffri Fernando, Direktur Gagasmedia Group

Ketika kembali ke Medan, aku sering disapa sunyi yang mesra pada dinding kamar. Mengunyah kerinduan akan aktifnya aku dalam berbagai kegiatan kreatif. Lagi-lagi, kegelisahanku muncul. Ada nggak, sih, komunitas blogger di Medan?

Sepertinya Tuhan begitu cepat menjawab pertanyaanku. Aku menemukan komunitas blogger Kota Medan yang rutin menggelar diskusi ringan setiap bulannya. Tanpa ragu-ragu, aku pergi sendiri untuk bergabung dalam pertemuan itu. Keasingan adalah perihal biasa dalam jumpa pertama, tapi kepuasan batin untuk bisa menjamah dunia yang aku suka adalah kebahagiaan yang tiada tara.



Meet up perdana dengan komunitas blogger di Medan (2015)
Bersama Kak Mollyta (www.mollyta.com) di Medan dalam sebuah talkshow (2016)
Hari-hari selanjutnya, aku kian aktif terlibat pada kegiatan komunitas satu ini. Dari mereka, aku mulai terpengaruh untuk mengubah pola pikir negatif menjadi positif. Daripada membahas gosip-gosip yang tak jelas juntrungannya, mereka lebih suka mengulas tentang keunikan-keunikan yang ada di kotanya.

Berbagai liputan kujalani bersama mereka. Suatu hari, aku diundang secara personal oleh perusahaan e-payment untuk hadir dalam peluncuran online festival mereka di Medan. Meskipun tidak tergabung dalam bisnis MLM, aku terbiasa untuk menjaring relasi dan menemukan teman baru. Di sana aku bertemu dengan jurnalis yang kupanggil Kak Sakina.

Namanya perempuan, waktu dua jam bisa kami habiskan untuk bercerita macam-macam, dari komunitas sampai lema dalam bahasa. Kak Sakina menyadari bahwa aku begitu antusias dalam dunia baca dan kepenulisan. Dengan rendah hati, dia meminta nomor ponselku untuk dimasukkan dalam satu grup bernama KOPI regional Medan.

KOPI? Apa sih, KOPI itu?

Ini bukanlah espresso atau piccolo latte yang aku nikmati di gerai-gerai kopi bergaya kapitalis. KOPI yang dimaksud adalah Koalisi Online Pesona Indonesia. Terbentuk pada November 2015, gerakan ini diinisiasi oleh Kak Arul Kabarindo.com. Rupa-rupa jurnalis dan pegiat media daring tergabung di sini. Hal yang menggugahku akan gerakan tersebut adalah ke depannya KOPI ingin menjadi wadah utama secara online untuk mempromosikan apa yang disebut sebagai pesona Indonesia. Mulai dari fashion hingga kuliner Nusantara. Ini bukanlah isapan jempol belaka karena memang KOPI memiliki deklarasinya.

Deklarasi Koalisi Online Pesona Indonesia (KOPI)
Dalam kegiatannya, KOPI juga dengan apiknya menonton film-film Indonesia dan mengulasnya bersama. Aku sadar betul, industri film negeri ini pasang surut. Dengan keberadaan KOPI, tentunya bisa memfasilitasi dari segi penyebaran informasi terkait film-film lokal yang berkualitas. Semoga dengan ini, perfilman Indonesia semakin berjaya dan tidak tergerus dengan peredaran film-film luar.

Musim berganti wajah. Sepantasnya media dan blogger yang mengabarkan bahkan mengada-adakan kabar tak sedap tentang Indonesia malu dengan realita ini. Ada orang-orang yang berupaya dengan payah untuk mengangkat isu-isu inspiratif yang Tanah Air miliki. Meski fakta untuk mengejar rupiah tak terelakkan, tapi bisakah kamu dan aku yang membaca ini agar menjadi blogger kabar baik?

Di sisi lain, blogger memang tidak memiliki kode etik layaknya wartawan dalam menyuarakan. Namun, bukan serta merta membuat kita menggunakan kacamata kuda, mem-posting dengan semena-mena. Bila harga seorang blogger terletak pada seberapa besar engagement tulisannya, ingatlah blogger adalah manusia yang punya tanggung jawab moral untuk menebar manfaat dan kebaikan.

Sungguh, KOPI telah menjadi motivasi yang membakar semangatku supaya bisa menjadi blogger kabar baik yang utuh. Meskipun belum ada kegiatan lanjutan di regional Medan, interaksi di grup pun sukses membuatku memutar otak. Bikin apa lagi, ya, yang sekiranya menarik sekaligus berguna? Satu perubahan yang aku praktikkan adalah mengganti sapaan "gue-lo" menjadi "aku-kamu" karena ingin dekat dengan semua kalangan dan berbagai rentang usia.

Setahun telah berlalu, November 2016 segera menyingsing. KOPI akan merayakan hari jadinya yang pertama. Ah…, sebagai pendatang baru, aku belum sempat melakukan apa-apa demi keberlangsungan KOPI. Aku hanya bisa turut bersuka cita dengan adanya Pesta KOPI Sapa Dunia di Jakarta. Nantinya, para blogger yang tersebar di 20 kota besar akan dipertemukan dalam acara tersebut.

Jika kamu tertarik dengan KOPI, sila follow akun-akunnya.

Twitter: @Kopikabarindo
Instagram: @koalisikopi
Facebook: http://www.facebook.com/KOPIKabarindo/

Jadilah bagian dari KOPI di masing-masing kota, siapa tau kamu bisa mengikuti workshop yang bertajuk “Pembacamu adalah Penonton Film Indonesia” dari KOPI pada Pesta KOPI. Mulai dari Asma Nadia, Dee Lestari, sampai Giring Nidji telah bersinergi bersama kami. Kalau kamu, kapan?
"Barang siapa yang bisa memberi manfaat kepada saudaranya, maka hendaklah ia melakukannya." - (HR. Muslim)

You May Also Like

20 comments

  1. eh ada juga kalau nggak salah Kopi yang lain, komunitas pecinta film.

    jadi ceritanya udah betah belum di Medan fun?! :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. dan juga ada KOPHI ya kan Kak... Memang dalam filosofinya #halah

      hmmm, jujur atau enggak nih? :p

      Delete
  2. Saya juga tanpa sengaja di cap sebagai blogger. Hhehehe... Salam blogger ya!

    ReplyDelete
  3. wah perjalanannya seru ya :D
    sama.. awal ngeblog juga buat cerita kegiatan sehari-hari :D

    Sukses terus ya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Rata-rata emang begitu, Bil. Hihihi, memindahkan diary yang ditulis tangan ke media digital.

      Delete
  4. Seru ngeblognya dari umur 17 :D sukses ya mba

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak Vika. Sukses juga buat Mbak yang jago juara lomba :D

      Delete
  5. Wah seru juga cerita perjalannya kak.
    Sepertinya gabung beberapa komunitas jadi lebih asik.

    Aku mengenal dunia blogging waktu kelas 8 SMP, alhamdulillah dengan ngeblog kecanduan ngeblog hilang :D

    Salam kenal kak,
    Ivan dari Sumbar (tetangga sumut)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kecanduan gimana Mas? Kata-katanya rancu, hehe.
      Salam kenal juga yaaaa, aku Funy :)

      Delete
  6. Semoga kapan2 bisa kopdaran ama kawan2 dari #BloggerMedan, salam kenal dari #BloggerPontianak. :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amiiiin, semoga bisa ke Medan atau kami yang ke Pontianak >,<

      Delete
  7. semoga bisa ke tasik juga mba. west java. hehe

    ReplyDelete
  8. Amin, semoga bisa menyaksikan pesta KOPI dan gathering dengan semua blogger se-Indonesia, seperti mimpi kita ya Kak funny :)

    #KOPIIsSinergy

    ReplyDelete
  9. Oalaah kemaren sempet beberapa kali ketemu anak mas-mas dari KOPI ini. Awalnya kukira semmacam perkumpulan blogger yang suka ngopi, ternyata mirip-mirip jurnalis. Hahahah. Seru fun! Semoga ke depannya makin sukses ya! \(w)/

    ReplyDelete
  10. Aku juga gabung sama KOPI Semarang nih...

    ReplyDelete
  11. saya mengikuti kakak sejak masih belum beli domain kalo nggak salah profile picturenya di blog pake kacamata dan belum pake kerudung ya. dari itu sampe sekarang perkembangannya terlihat banget kak. semangat ya kak :)
    saya juga perlahan harus menjadi blogger yang bermanfaat dan menunjukkan perkembangan :)

    ReplyDelete
  12. Ahaha sepertinya seru sekali ya gan, bisa bertukar pikiran dengan manusia-manusia yang heterogen xD

    ReplyDelete
  13. Jadi baper gegara baca ini...
    "Mimpi boleh banyak dan berganti-ganti, tapi ayah dan ibu cuma satu.” - Jeffri Fernando, Direktur Gagasmedia Group

    Alasan yang nggak jauh beda waktu pulang ke Jogja :(
    dan susah move on :)

    ReplyDelete