Surat untuk Jingga
Surat untuk Jingga |
Kepada Jingga yang sedang sibuk dengan mereka...
Siang ini, matahari tampak pasi dari balik jendela, aku terpekur menatapnya. Ah, aku tidak benar-benar menatap sebab kecemasan-kecemasan tentangmu selalu hinggap di kepala. Memenuhi setiap bilik di dalamnya yang sebenarnya bisa kuisi dengan mimpi-mimpi penuh cahaya.
Aku, si Biru yang tak lagi sama.
Kini, aku menjadi perempuan yang selalu memeluk kekalahan. Memegang teguh rasa sakit dalam dada dan menutup kemungkinan untukmu menemukanku.
Jingga, bersamamu membuatku merasa kau dan aku bagaikan ban sepeda. Kau jadikan aku ban belakang, berlari mengejarmu meski sebenarnya tak kian beranjak juga.
Jingga, bersamamu membuatku merasa mati. Mati karena kau tak pernah benar-benar mendengarkanku dengan hati.
Jingga, bersamamu membuatku merasa kehadiranku bukan hal yang berarti. Penyebab tangisku pecah hampir setiap malam belakangan ini.
Kutuliskan surat ini bukan ingin membuatmu mengerti karena aku sudah sering melakukannya. Kutuliskan surat ini sebagai izin untukmu pergi mendekap perempuan lain.
Dari Biru yang tak lagi menyejukkan.
6 comments
Duh bacanya terasa sakit banget sih ya.. Semoga biru bisa benar - benar ikhlas..
ReplyDeleteIkhlas atau tidak, tergantung aku dong sebagai sutradara *halah*
DeleteMereka hanyalah karakter fiksi yang bisa aku mainkan Mas.
Makasi btw untuk perhatiannya :D
wiiisssh, pecahkan saja gelasnya #eehh
ReplyDeleteheeii Jingga, dapat dimana coba wanita setegar Biru ini, huuhh nyesel pasti tuh
Mbakku satu ini kok, komennya berkepriwanitaan sekali ya? *apaan coba*
DeleteSemua wanita tegar, tergantung pemicunya~
Sampai sekarang, masih bertanya2 sebenernya arti 'Biru' di percintaan ini apaan?
ReplyDeleteEh iya, nih, lama gag main ke sini. Dari jaman kamu suka poconggg, sampek sekarang udah elegan banget mah blognya, tetep suka tulisanmu, Fan ^ ^
maksudnya langit kah?
ReplyDelete