Belajar Digital Marketing Blogger Medan
Belajar Digital Marketing Blogger Medan - Komunitas: Sebagai blogger sekaligus tuna asmara, gue hobi banget
mengamati tiap update-an orang-orang
di akun social media mereka. Kali aja
ya, kan, ada yang bisa gue sepik buat jadi calon imam. Namanya juga usaha,
nggak usah sirik. Oke, fokus. Gue yakin, lo punya temen Facebook yang doyannya
nge-share postingan akun lain yang
kadang emang lucu ataupun inspiratif. Biasanya, kalo ada yang ngelakuin itu di
beranda Facebook, gue bakal buka gambar atau link-nya. Betapa kreatifnya mereka yang ada di balik postingan-postingan
tersebut. Siapa, sih, yang nggak tau 9gag? Kalo dipikir-pikir, idenya simpel,
siapa aja bisa ngelakuin hal yang sama. Tapi, kenapa laku banget?!
Beberapa minggu yang lalu, tepatnya Sabtu malam, kusendiri...
Tiada yang menemani... Yang mendadak nyanyi ala Marshanda, ketauan tuanya.
Apalagi, kalo versi Koes Plus. Beuh, udah pasti seangkatan Kak Molly dan BangAgoez!—Jangan banned aku, Bang—nggak,
bukan itu. Sabtu malam, 12 September 2015, Blogger Medan ngadain Durian
(Diskusi Ringan) lagi, geng. Ini semacam rutinitas bulanan yang diwadahi oleh
Blogger Medan. Dan kali ini, warga Blogger Medan nggak berasa jomlo-jomlo amat.
Secara gitu, ya, ada alesan malem mingguan.
Ada cerita lucu sebelum sampai di lokasi Durian. Jadi, gue
berangkat bareng Miss Putri a.k.a. Ijat yang tadinya berniat ngejemput ke
rumah. Berhubung gue baik hati dan nggak tegaan, meskipun suka nggak tau diri,
gue memilih buat jumpa tengah di sebuah lapangan. Gue nunggu abang gue pulang
karena di rumah nggak ada orang, sedangkan ada bayi yang gue jaga. Janjian
pukul tiga dan tepat pukul tiga itu gue baru berangkat dari rumah. Gue pun
hanya bisa berharap nggak ngamuk atau makan gue hidup-hidup.
Begitu keluar rumah....
Byuuurrrrrrr.... Hujan turun melunturkan kenangan! Hujannya deres,
semprul!!!! Gue pun buru-buru ngambil payung dan pake helm biar nggak ribet.
Ibarat kolor, mungkin itu payung ukurannya XXL, gede bingits! Jadilah gue
nyetop becak dengan helm melekat di kepala. Selama perjalanan, gue komat-kamit
baca mantra semoga Ijat nggak berubah jadi kucing kecebur got alias basah kuyup
dan menjadikan gue sebagai penyebab kesialannya. Gue nggak berani buka HP,
takut menerima kenyataan.
Akhirnya, sampailah gue di lapangan. Jeng jeng... Kering. Nggak hujan sama sekali dan Ijat sedang sok
asyik nontonin orang main bola. Begitu dia melihat penampakan gue dengan payung
ajaib serta helm super, dia langsung ketawa ngakak. Gue yang masih shocked dan takut Ijat ngambek malah
bingung ngelihatin dia. Gue buru-buru minta maaf dan dia pun secara jujur
menyatakan kekesalannya. Iya, dia kesel, tapi ngelihat muka gue, buyar langsung
keselnya! Betapa bersyukurnya gue punya muka yang innocent dan konyol. Makasih, Ijat. Aku padamu, kembaliannya mana?
#lho
Nggak cuma itu aja. Biasanya, tiap ngumpul, Blogger Medan
bakal pake kaus kebangsaan. Karena nggak punya, ya, gue enggak pakelah. Gue
berpikir Ijat bakal pake kaus Blog M. Ternyata enggak! Justru dia memakai outfit yang serupa dengan gue.
Garis-garis, kerudung dongker, dan kaca mata. Padahal, biasanya dia pake softlens. Alhasil, banyak yang bilang
kita kakak-adek atau kembaran. Tentunya, gue kakaknya sekalipun dia lebih tua.
Ya nasib, muka yang sering dipanggil “ibu” ini mungkin karena udah siap jadi
ibunya anak-anak kamu..., iya ini modus.
Gue dan dik Ijat. Komuk gue berantakan. Gapapalah, asal bukan hati yang berantakan.... |
Bertempat di Kafe Potret, kali ini topik pembahasannya berjudul Dari Durian Membangun Kota Melalui Digital Media. Pematerinya adalah warga Blogger Medan yang berprofesi sebagai social media marketing, Din Afriansyah atau yang biasa dipanggil Bang Din. Wuih, dapet ilmu langsung dari pelakunya! Ibarat kalo di tipi-tipi, nonton investigasi penjual lontong malam oplosan. Yang suaranya kayak curut itu, lho.
Nah, sebenernya kalo boleh gue simpulin, bahasan Bang Din
ini lebih ke arah digital marketing.
Kita semua tau gimana perkembangan periklanan di Indonesia. Dulu, kita cuma
ngelihat iklan dari TV ataupun media cetak. Sekarang? Iklan ada di mana aja,
bahkan saat lo buka recent update
BBM, ade aje kan, yang ngiklanin online
shop? Inilah salah satu wujud nyata perkembangan dunia digital.
Internet marak digunakan sebagai lahan bisnis. Banyak
orang-orang membangun sebuah website dengan tujuan untuk “menjual” sesuatu yang
“mereka punya”. Baik itu produk, jasa, atau sekadar konten-konten viral.
Empat hal yang menjadi core digital marketing adalah website marketing, email marketing, social media marketing, dan online advertising.
Boleh dibilang, banyak banget pelaku yang “berjualan” di media
sosial. Kalo dilihat dari sisi marketing,
tentunya berbeda, gengs. Sebaiknya, media sosial ini digunakan untuk melakukan campaign-campaign atau mengunggah konten
kreatif yang menarik minat calon customer.
Alangkah lebih baik, kalo pelaku membuat sebuah website. Website ini bisa dikelola agar trafiknya tinggi. Caranya
gimana? Dimulai dengan konten yang kuat dan di-update secara konsistenlah! Dan jurus lain adalah SEO, gengs.
Keuntungannya apa? Tentunya, attract the attention of the customer, meningkatkan awareness, membangun kepercayaan, dan
meng-guide customer untuk bisa melakukan “sesuatu”. Entah itu pembelian, visit
yang menghasilkan value, atau action-action lain yang memberikan
keuntungan bagi seller ataupun marketer. Lo tau keuntungan lainnya,
gengs?
Selanjutnya, Email marketing
adalah aktivitas mengirim email
ke database customer. Kalo baru bikin
start-up, database email-nya dari
mana? Duh, ini kan, zamannya serba browsing,
lo bisa tanya sama Opung Google atau mulai dari email friend list yang udah ada. Kegiatan ini berguna untuk memberi
notifikasi kalo lo sedang “memasarkan” sesuatu.
Yang terakhir, online
advertising. Pernah dong, ya, kalo Facebook-an ada iklan-iklan di layar
bagian kanan? Itulah contoh online
advertising. Kalo website lo
punya pagerank bagus dan trafik
tinggi, biasanya bakal ada juga yang minat buat ngiklan di website yang lo punya. Contohnya aja kayak Cerita Medan yang
dikuratori oleh Bang Wahyu Blahe. Idenya sederhana, sebuah situs yang berisi
segala topik tentang Medan. Kiblatnya info cerita tentang Medan, begitulah tagline-nya. Banyak yang berlomba-lomba
menjadikan portal ini sebagai media
partner dalam memasarkan sebuah informasi. Kalo main-main ke situsnya,
nggak sedikit juga ada banner-banner
dan link iklan di sana. Soal trafik?
Nggak usah ditanyalah. Jujur aja nih, waktu empat atau tiga tahun yang lalu pas
masih di Bandung, satu-satunya media portal Medan yang gue tau adalah Cerita
Medan. Waktu itu, menurut gue keunggulannya adalah di Twitter. Sang admin begitu responsif dan memperbaharui
informasinya secara berkala. Nggak heran, kekonsistenannya membuahkan hasil,
gengs!
Nyelip dulu, gengs. Lelaki tanpa kaca mata itu adalah Bang Wahyu Blahe... |
Terus, apa tip dan
trik lain untuk membangun digital
marketing yang baik? Tanggaplah dengan komentar pengguna dan dengarkanlah feedback dari mereka. Ini sangat bagus
dalam menjalin komunikasi dan percakapan yang berkualitas. Bangunlah brand diawali dengan membangun
kepercayaan, bukan hanya fokus pada pasar dan “jualan”. Penggunaan social media bukanlah untuk promosi satu
arah, melainkan untuk menciptakan interaksi dua arah antara pelaku dan
pengguna. Buatlah empat komponen tadi bersinergi dan terintegrasi. Ini akan
memudahkan dalam share dan pencarian
informasi terkait. Hal yang nggak bisa diabaikan tentunya mempelajari digtal marketing yang dilakukan brand-brand atau website lain.
“Kasta tertinggi pengguna media sosial adalah dipanggil ‘Min’”- @dinneno, 2015
Hal-hal di atas ini sih, sebagian dari presentasi Bang Din
yang gue kemas dengan perspektif gue sendiri. Oh, ya, Kafe Potret sebagai
tempat berlangsungnya Durian kali ini, menyediakan berbagai hidangan yang nggak
bikin kantong jebol, gengs. Tempatnya adem, suasanya tenang gitu. Cocok buat romantisan,
sama pasangan atau sama laptop. Iya iya, gue biasanya berduaan di kafe sama
laptop.
Selesai kegiatan ini, seperti remaja tingkat akhir yang
kekinian lainnya, kita semua berfoto ria! Nggak usah cari gue, udah pasti
paling kece, sih. *Ditabok sekampung Blogger Medan*
Begitulah keseruaan Blogger Medan kali ini. Lo blogger? Atau
berminat jadi blogger? Domisili di Medan? Langsung join aja di grup Facebook Blogger Medan. Nggak perlu takut kalo
jomlo, di sini banyak yang sama kayak lo, kok.
Pic source: 9gag, Pixabay, mollyta.com, ramlimuhamad.com
Pic source: 9gag, Pixabay, mollyta.com, ramlimuhamad.com
8 comments
aku baca lho.... terharu ada disebut namaku juga hohoho.
ReplyDeleteBtw, jadi kapan kita bikin startup ?
eyaaaaaaaaaaaaaakkkk
cie cie, yang disebut namanya sama Funy.
Deletebangun komunikasi aja dulu, baru "start up" menuju masa depan. #eaaaaa
Jadi semangat nih. Bikin startup juga ah
ReplyDeleteAyo, semangat!!!
Deletedigital marketing ya kk
ReplyDeletekeren sih infonya
baru baca judulnay doank nih
hehehehe
Whoooaa... Koes Plus itu angkatan babe guweh Funyyy... hahahaha. Dakyu ini masih bau matahari.. eh salah.. bau kencur loh, kan kita satu kelas dulu... hohohoho *menolak tuir
ReplyDeleteBtw kolom komennya udah muncul di tampilan henpon tapi ntah kenapa aku teteuup ga bisa komen, tiap dipublish trus ilang deh tulisannya (dimoderasikah?)
Lengkap nih tulisannya kak funy. tp agak geli di paraf terakhir yg intina grup fesbuk Blogger Medan itu semacam Panti Jomblo yak.hahaha :)
ReplyDeleteAbang ketik belajar digital marketing medan, eh nyasar di sini. Ulasannya lumayan paten di paragraf yang ada Cerita Medan nya. Hahaha.
ReplyDelete