Belajar dari Kasus Riana Rara Kalsum dan Zulfikar Rakita Dewa
Belajar dari Kasus Riana Rara Kalsum dan Zulfikar Rakita Dewa - Dunia Entertain: Perlu gue garis bawahi dulu, ye,
ini bukan tulisan rumpi yang isinya nge-gibahin orang. Gue cuma pengin sharing sama pembaca, bahwa kita bisa
menjadikan kasus ini sebagai pelajaran, terutama buat perempuan.
Gue yang besar
di masa peralihan dari tahun 90-an menjadi era 2000-an ngerasain banget yang
namanya efek perkembangan teknologi. Waktu gue kecil, gue nggak pernah, tuh,
yang namanya dilarang nonton serial Warkop DKI gara-gara pakaian cewek-ceweknya
seksi. Nggak pernah juga dimarahin gara-gara doyan yang namanya ngikutin acara
Smack Down-nya WWE. Coba lihat sekarang, seiring perkembangan ini, masyarakat juga makin teredukasi dan peka dengan informasi terbaru. Tapi, kok, ya tayangan televisi penuh dengan sensor? Yang kadang bikin eneg adalah sensor baju yang terkesan "memble",
tapi sensornya berlebihan. Kadang semakin disensor, imajinasi yang lihat bisa semakin
liar, lho! Apa ini efek orangtua yang semakin sibuk dengan rutinitas dan tak cukup waktu untuk menemani anaknya menonton? Mbuhlah...
Nah, efek
teknologi yang gue maksud di awal tadi juga soal informasi yang semakin
mudah didapet. Oleh karena itu, hal-hal yang dulu mungkin nggak banyak yang
lakuin di zamannya karena keterbatasan, sekarang marak gitu aja. Misalnya, kalo
dulu orang pengin muasin nafsu itu harus beli buku-buku stensilan atau VCR
film-film porno dengan harga yang lumayan. Kalo sekarang, banyak orang tinggal download di internet. Kalopun internet
bisa ngefilter penggunanya, bakal ada aja 1001 cara untuk bebas nyari konten
ginian, padahal umur mereka belum cukup dewasa.
Belum lagi
fakta lain tentang social media dan instant messenger yang bikin
orang-orang semakin berani mengekspresikan diri. Contohnya, upload foto selfie dengan berbagai pose. Ada yang nanggepin foto lo ya, biasa.
Tapi, ada juga yang anggep itu foto menggoda, lalu membayangkan macam-macam.
Ditambah komen lawan jenis yang berbunyi, "Bibir kamu cantik banget...
Suka lihatnya." Coba di dunia nyata, mungkin ada rasa malu buat bilang
kayak gitu. Ada lagi fenomena akun-akun anonim yang upload gambar telanjang tubuhnya buat promote phone/chat sex gitu. Dan kebanyakan, penggunanya adalah
ABG! Iya, anak SMP atau SMA gitu. Miris banget, sih, banyak orang yang
ngerasain fenomena di mana kalo di dunia maya itu pengakuan lebih mudah
didapet ketimbang di dunia nyata.
Dulu tuh, pas
gue SMP, kalo nggak suka sama orang dan mau maki-maki, harus berani ngelabrak
juga menanggung risikonya. Kalo sekarang,
lo cukup punya akun socmed
buat nyerang musuh lo atau nge-chat
dia secara pribadi. Kalo lo nggak cukup berani, lo bisa aja bikin akun bodong
buat komen-komen negatif di akun orang yang nggak lo suka. Sumpah, ye, kadang gue
ngerasa ini semacam penyakit psikis.
Ada juga lho,
orang-orang yang begitu rajinnya ngelola akun haters! Jangan lo pikir haters
itu cuma buat para selebritis. Contohnya kakak kita yang satu ini, seorang janda
bernama Riana Rara Kalsum berumur 41 tahun yang mendadak tenar di tahun 2015.
Doi jadi punya banyak barisan haters gara-gara
melaporkan putra Dedy Mizwar—kalo lo orang Indonesia, harusnya tau siapa tokoh
barusan—yang bernama Zulfikar Rakita Dewa (seorang anggota TNI, gue nggak
tau-tau amat jabatannya ape). Ini blog haters yang isinya..., gue sendiri bingung bacanya, hehe. Di situ banyak pengungkapan-pengungkapan yang boleh dibilang wow juga sih, kalo misalnya itu fakta. Mungkin, ada bakat jadi Sherlock Holmes?
Jadi
ceritanya, Zulfikar nge-add akun Path
Riana pada Juni 2014. Abis itu, beralih ke Whatsapp dan LINE. Riana ngobrolin
soal hobi travelling-nya. Dia ada
rencana mau liburan bulan itu ke Eropa sendirian. Pas tau soal itu, Zulfikar
yang katanya ngerayu dan ngebujuk Riana buat undurin perjalanannya jadi bulan
Agustus biar bisa liburan bareng. Soalnya, saat itu Zulfikar masih dinas di
Lebanon. Hanguslah tiket Riana, lalu bikin itinerary
buat liburan bareng Zulfikar. Menurut pengakuan wanita ini, Zulfikar cuma
bayarin tiket perjalanan, sedangkan biaya hotel, makan, dan souvenir yang menanggung adalah Riana. (selengkapnya di http://seleb.tempo.co/read/news/2015/01/21/219636597/rara-beberkan-kronologi-kencan-putra-deddy-mizwar)
Selama di
sana, Riana bilang kalo mereka selalu melakukan hubungan intim layaknya
pasutri. Ada kabar yang sempat bilang kalo doi ini hamil, padahal cuma telat
dateng bulan aja karena beberapa bulan setelahnya, kasus yang diangkat bukan
soal kehamilan melainkan perbuatan asusila. Riana merasa dia telah dijanjikan
untuk dinikahi oleh Zulfikar.
Riana yang
merupakan anak seorang tentara, begitu gigih memperkarakan kasus ini di ranah
hukum. Dese bawa bukti foto-foto dan kisah perjalanan romantis mereka berdua.
Lo bisa baca sendiri di postingan blog-nya di https://rianararakalsum.wordpress.com/2015/08/03/full-story-puncak-keromantisan-liburan-berdua-zulfikar-rakita-dewa-di-brussels-vienna-dan-salzburg/.
Rapi banget ye, tulisannya! Riana juga jadi sering diliput berbagai media dan diundang dalam talkshow di stasiun televisi.
Efek
kecanggihan teknologi yang lainnya yang mungkin dirasakan Riana Rara Kalsum
adalah bisa meng-capture segala rayuan
di instant messenger—katanya itu dari
Zulfikar. Riana lagi-lagi mengaku kalo mereka tidur bareng dan sekamar selama
liburan itu karena rayuan maut Zulfikar. Mungkin, Riana meng-upload beberapa screenshot chat sebagai
contoh bujukan manis lelaki yang digugatnya itu. Ada chat yang isinya menampilkan kalau Zulfikar akan bertanggung jawab
sama Riana. Gue nggak tau ini tanggung jawab kalo bakal hamil atau apa pun
kejadiannya, Zulfikar bakal nikahin Riana. Padahal nih, Zulfikar rencananya mau
nikah sama pacarnya di bulan November 2015 ini.
No comment ye, soal screenshot-screenshot ini.... |
Banyak
yang anggep kasus ini penuh dengan blunder.
Ada yang bilang motifnya berbau politik, ada yang menuding macam-macam soal
pribadi Riana, ada juga yang menganggap ini memanglah cara untuk minta
dinikahi. Ada yang menduga akun haters
Riana adalah akun bayaran pihak tertentu. Ada juga yang bilang itu memanglah
sekumpulan orang yang secara alami nggak suka dengan pemberitaan soal
Riana yang terkesan ngibul. Ada yang bilang foto-foto bareng dan screenshot itu semuanya rekayasa. Ada yang bilang mereka nggak cuma berdua, tapi rame-rame. Apa pun itu, gue nggak peduli soal drama yang
ada di dalem kasus ini. Semoga lekas kelar dan masing-masing pihak merasa puas dengan hasil akhirnya nanti. Amin!
Buat
gue, kasus ini penuh dengan pelajaran. Gimanapun omongan seseorang, nggak
pernah bisa jadi pedoman, kecuali ada hitam di atas putih lengkap dengan materai
dan ditandatangani dalam kesadaran. Sesederhana seseorang mengaku kalo dia
adalah sahabat lo, perkataannya bukanlah hal yang bisa lo pertaruhkan. Ketika
lo anggep dia berkhianat, lo nggak bisa menampar dia dengan kata-katanya dulu.
Semua itu lenyap bersama udara dan waktu.
Source: pinsta.me |
Buat
cewek-cewek, kalo lo dipacarin dan dijanjiin nikah, terus lo mau aja ML sama
pacar lo. Syukur kalo pacar lo mau bertanggung jawab, tapi kalo enggak, lo sulit
untuk menutup karena apa yang lo lakuin dasarnya adalah suka sama suka.
Apalagi, masa itu ada kedaluwarsa. Bisa aja waktu itu dese emang lagi
doyan-doyannya sama lo dan hari ini atau besok, rasa itu udah hilang. Realize it.
Be wise. Jangan terlalu cepat mengambil
keputusan di saat emosi sedang tidak stabil. Bukan hanya saat sedih ataupun
marah, tapi di saat senang pun, nggak usah buru-buru memutuskan sesuatu!
Misalnya aja, kalo gue baru diajak kenalan sama cowok, terus diajak liburan
berdua, jujur aja gue nggak akan mau. Bukan sok alim atau begimane, sama yang
dikenal aja dan rame-rame beserta temen perempuan pun, gue masih punya perasaan
was-was, gimana kalo nggak kenal dan berdua??? Apalagi, sejauh Eropa, berat di
ongkos, Cyin!
Cuma bisa ngelus dada aja bacanya |
Udah
kodratnya cewek suka dipuji, senang dipuja. Tapi, ya, cewek juga harus smart untuk mengontrol dan menjaga
dirinya sendiri. Harga diri cewek itu bukan sekadar label kayak jajanan yang
ada banderol harganya di supermarket. Harga diri cewek dipertahankan oleh cewek
itu sendiri. Ini bukan hanya soal menjaga dari perbuatan asusila, tapi juga
menjaga perilaku pun ucapan agar kemungkinan buruk di masa depan bisa
terhindar.
Banyak
cewek marah dengan cowok yang nganggep cewek itu ribet dan absurd. Pada
kenyatannya, cewek itu emang suka absurd dan njelimet dengan pikirannya sendiri. Cewek harus bisa lebih
menggunakan logika walaupun cewek lebih memakai perasaan. Cewek nggak harus
berpikir seperti cowok, tapi cobalah untuk melihat persepsi cowok. Pun cowok,
banyak banget di antara mereka yang nganggep cewek itu sebagai objek. Objek
kesenangan, objek pemuas, objek penenang, apa pun itu guys, please, cewek itu
adalah subjek yang dilengkapi emosi dan akal. Bukan objek seperti hobi dan
mainanmu. Hormatilah kami, “jagalah” marwah kami jika memang begitu berarti
kami untuk kalian. Kalopun kami nggak terang-terangan melarang untuk menyentuh,
jangan memulai untuk menyentuh kami. Kami bukan tembok-tembok yang takut
dikotori, lalu bertuliskan “JANGAN SENTUH AKU”.
Kalo mau
berbuat, dipikirin mateng-mateng efeknya bisa gimana nantinya. Jangan sampe,
jadi banyak orang yang benci sama kita meskipun mereka nggak tau apa yang kita
lakuin. Lo nggak bisa ngelarang orang buat nggak ngait-ngaitin lo dengan orangtua atau kerabat terdekat lo. Kasian kan, mereka harus menanggung dampak dari perbuatan lo yang dianggep negatif sama orang-orang? Katanya, don’t judge book from
its cover. Buat gue, cuma pecundang yang punya ketakutan itu. Orang nggak
mungkin langsung tau “daleman” kita gimana kalo nggak kenal deket. Yang kenal
deket pun belum tentu ngerti dan paham kita seutuhnya. Gue yakin, sebaik-baiknya kita pun pasti ada aja yang nggak suka. Apalagi kalo emang kitanya sendiri cari-cari masalah. Hemmm, bisa berabe, deh!
Masih
banyak pelajaran yang bisa diambil dari kasus ini. Gue yakin lo semua punya
berbagai perspektif yang mungkin nggak sempat gue paparin. Sing penting, ambil hikmahnya dan positifnya aja, deh. Gue bukan
Pak Dosen atau hakim yang bisa menilai pihak yang benar dan yang salah. Gue cuma
blogger yang prihatin, kok, bisa ada kasus kayak gini mencuat ke publik?
Sebenernya, bisa aja hal begini banyak terjadi di masyarakat. Tapi, baru Riana
yang berani speak up di hadapan rakyat
Indonesia.
Intinya
sih, hati-hati dengan hati. Berjuanglah untuk no couple before akad. Sekian dan terima kamu. #lah
12 comments
Saya sih malah langsung ilfeel kalo ketemu sama cowok yg hobi ngumbar kata2 manis. Malah jadi keliatan belangnya kalo menurut saya. betul, jadi cewek harus smart!
ReplyDeleteIya, itu namanya emansipasi *sok-sokan padahal nggak paham*
DeleteTukang gombal itu hukumnya Dosa BESAR!
ReplyDeleteCieee ketauan yang suka ngegombal...
Deleteidem sama argumen mb :)
ReplyDeleteterkadang kita tidak sadar dengan rayuan maut pulau kelapa milik para lelaki, eh sadar-sadarnya setelah ditipu, =D
jangan percaya dengan ucapan laki-laki sebelum dia mengucapkan akad ;)
nice article d^_____^b
Memang ada laki2 diluar sana yg suka mempermainkan & memanfaatkan perempuan, lalu ditinggal begitu sj. Dan perempuan hrs nerima begitu sj, se-olah2 tabu utk menuntut. Masyarakat cenderung membela laki2 walaupun salah dan merendahkan perempuan yg berani speak up..
ReplyDeleteSaya sih follow cuma jadi SR di ig mereka semua :)
ReplyDeleteCuma berdoa saja semoga endingnya baik :)
Tidak ada yang lebih baik daripada doa kan?
Hehehe...
tulisan yg menarik, tapi saya menyarankan penulis menambah juga blog sbb https://kawalrianararakalsum.wordpress.com/about/
ReplyDeleteSebetulnya tidak ada haters krn mereka tidak mencari2 kesalahan riana. Mereka yg disebut haters oleh riana sesungguhnya orang2 yg bermaksud baik mengingatkan riana agar lebih santun dlm bermedsos, lbh punya harga diri sbg wanita - sbg seorang ibu dr anak gadis & perjaka cilik. Tp semua komen yg menasehatinya malah ditebas dan diblock akunnya. Hy komen yg memuji2 yg selamat :))
Blog Kawal Riana penyeimbang dr semua pengakuan Riana (sebetulnya menguak Hoax Riana jg begitu hy kurang disusun).
Penulis sdh berusaha utknetral. Saya setuju dg pesan di atas asalkan Riana itu :
seorang ABG yg BELUM pernah pacaran, ABG ingusan yg baru kenal gadget/medsos, bukan seorang Riana yg sudah pernah menikah, berumur 40th lebih, sudah punya track record mengejar2 pria muda dg selembar surat dr KUA dan membawa polisi, bukan seorang wanita yg menyebar foto2 mesra dg pria yg baru bertemu sekali :)
Menurut saya, jika Riana itu seorang wanita yg bermartabat, kalau betul Zulfikar pernah mengirim chat rayuan, tentunya Riana akan memblock akun zulfikar! bukannya malah meladeni dan menjawab chat dg kecentilan spt alay,,,
Kalau Riana seorang wanita yg punya harga diri, tentunya dia akan menolak sekalipun si pria merayu2 sepanjang hari utk tidur sekamar selama liburan padahal mereka BELUM pernah bertemu
Tapi tulisan ini bagus itu mengingatkan terutama para ABG maupun jomblo yg diuber2 waktu utk nikah : jangan mudah percaya pd omongan laki2, sekalipun sudah jd pacar sampai saat yg sah.
Kawalrianararakalsum.wordpress.com lebih jelas sis
ReplyDeleteIseng gugling pake keyword "Zulfikar Rakita Dewa", nyampe dimari. It's been a year, ZRD udah merid, istrinya bentar lagi lahiran, and gosh, tante riana masih terus dan tetap menuntut tanggung jawab moral minta dinikahi sama ZRD yg notabene suami orang.
ReplyDeleteAnother pesan moral:
Move on lah, karena move on itu melegakan 😁
Bagus mbak.. Sempat mbuka pikiran saya jg.. Inspiring!
ReplyDeleteAhhh mo nyalahin siapa.. Klo ceweknya g pamer kecantikan jg g bakal di sepik cowok... Dunia ini aneh ya..
ReplyDelete