Tahu Diri
Tahu Diri - Flash Fiction: Aku bukan sosok perfeksionis. Aku bukan sosok idealis. Aku tidak berbakat. Aku hanya belajar dengan giat. Pertanggungjawaban
atas pemberontakan pada diriku sendiri. Ah, terkekang? Tidak, hanya… sedikit
terbelenggu.
Seseorang yang kukenal bermimpi, menguasai segala informasi,
apapun. Tujuannya? Menguasai dunia? Menjadi yang tercerdas? Menjadi paling
kaya?
Bukan. Dia hanya ingin diakui sebagai orang yang Mahatahu.
Tiap-tiap anak mamak punya keinginan dan impian. Namun, dalam mencapai itu,
kerap kali lengah dan terbuai. Dunia mungkin memberi kenikmatan dan kemudahan,
setidaknya, itu yang aku tengok di sudut meja sore ini.
Jika aku ini hanya seorang pemungut sampah yang tidak
memiliki modal apapun kecuali kemauan, tidaklah pantas aku menjanjikan mamak
harta yang tak habis tujuh turunan. Jika aku hanya seseorang yang malas belajar
tentang apa-apa yang tidak kuketahui, tidaklah wajar aku mengajar agar orang
lain jauh dari kemalasan.
Untukku, itulah salah satu ketahuan diriku. Bukan semata-mata
tentang berterima kasih dan meminta maaf. Bukan semata-mata berbalas budi.
Bukan semata-mata soal pamrih. Kalau kau mau tahu, di rimba sana, tak ada penghuni hutan yang tahu terima kasih dan minta maaf. Tapi, mereka menempatkan diri sebagai anak rimba yang tak hidup dengan gaya trendi. Tetap dengan kuku-kuku panjangnya menangkap ikan sebagai panganan, bukan dengan sendok garpu di sisi piring lengkap dengan undang-undang table manner.
Ini perihal menempatkan diri. Pribadi kuat membuat
kita tahu diri. Kesadaran akan makna hidup yang sesungguhnya. Kepekaan pada
diri sendiri, sebelum berlagak mengerti orang lain. Kontinu. Stabilitas.
Aku tahu, aku siapa, tahu diri. Apa yang harus kulolongkan, apa yang tidak. Apa yang berhak dan wajib kulakukan, apa yang harus
kulewatkan tanpa mempedulikannya.
15 comments
bukan seberapa hebat diri kita, tapi seberapa berguna kah diri kita.
ReplyDeletesetuju. kadang yang terlihat hebat, ternyata tidak melakukan apa-apa.
Deletesimple padat dan jelas, tulisan yang kayak gini harus orang berintelektual tinggi yang bacanya.sedangkan gue? cuman manggap" doang baca ini.
ReplyDeletel-e-b-a-y woiiik :p
Deletekesalahanku pun adalah pelajaran bagi hidup. Hidupku sendiri.
ReplyDelete*eaaaaaa, nyamber*
hai haaai haaaaai, Fun :D
*baru mampir lagi*
Ini jakur numpang buang komen, nih karena aku udah lama nggak update? :p
Deleteya...
Deleteceritanya say hai dulu gitu, fun .-.
Ih gitu. Sekarang mau rajin nge-blog lagi ah~
DeleteKlo aja lo gak koment di Blog gue, mungkin gue gak akan pernah tau ada artikel serendah hati ini. Jarang ada orang yang bisa menempatkan diri diantara sifat perfectsionis dan idealis. Keren.
ReplyDeleteKenali diri sendiri, nikmati hidup secara sederhana.
ReplyDeleteYap. Betul. :D
Deletemakin kreatif :D,
ReplyDeletekyaaa... makasih Charles. sekarang kamu di mana? :O
Deletesingkat,jelas tapi pasti,keren mbak artikelnya.aku suka kata-kata ini "Pribadi kuat membuat kita tahu diri"
ReplyDeletetau diri itu sesuatu yang sangat di perlukan dalam kehidupan
ReplyDelete