Bagaimakna: 2018

3 Jurus Jitu Menginap Murah di Harris Resort Barelang

by Bagaimakna - 5:26:00 PM

Hai teman-teman, jagalah kesehatan… Jangan lupa gosok gigi, dengan KOMODO.

Hehe, nggak lucu ya? Oke, Anda dipersilakan untuk...

Well, setelah tahun ini gue kembali menjadi perantau, hidup gue diisi dengan kerja, kerja, dan kuliah. Nyusun tesis itu ya, bikin emosi gue naik turun, nggak sejalan sama berat badan yang naik terus. Ini semua salah DILAN karena dia bilang yang berat itu cuma rindu.

Ah yaa, selain dua kegiatan di atas, tentu gue punya kegiatan berfaedah lainnya, yaitu nge-gym dan stalking Lambe Turah dan twit-twit di lini masa. Mulai dari gosip yang berujung fakta soal perceraian artis, Lucinta Luna yang ternyata tersakiti oleh manajemen lamanya, sampe tragedi Chatime oleh seorang vlogger kenamaan berinisial Andhika Wira atau skinnyfabs (ini bukan inisial wahai tutup bedak temulawak…). Nggak lupa, bahwa junjungan gue di Instagram—Awkarin, menjual akunnya kepada dirinya yang baru. Ulala, jom jom manjalitaaah… Berasa mobil dan new face-nya. Ehm.

Soal interaksi sosial, gue tetep menyempatkan diri untuk “pamer-pamer” di IG. Nggak hanya pamer makanan atau belanjaan, gue juga biasa pamer pacar orang. Dari kegiatan-kegiatan pamer ini, gue jadi punya relasi yang hobinya pamer juga. Relasi gue ini dengan kerendahan hatinya mengatakan, “Minggu depan free? Mau nginep di Harris Resort Barelang, nggak? Bareng dua blogger cewek lainnya.”

Jurus pertama: menggunakan media pamer dengan sebaik-baiknya dan jalin komunikasi yang baik dengan rekan-rekan di sana.

Sebagai orang yang menganut paham libur adalah kata kerja, pastinya gue seneng banget dong, aaah, bisa pindah tempat bobo meski hanya satu malam. Udah lama banget kayaknya nggak ngerasain liburan. Kalopun business trip, biasanya nggak sempet buat nikmatin suasana karena emang gue fokus banget anaknyah. Dan dikarenakan gue jomlo bersertifikasi, nggak akan ada yang nanya…

Hari Minggu pun tiba. Detik-detik menjelang keberangkatan ke tanah Harris Barelang, gue mikir ulang tentang moda transportasi apa yang harus gue pake. Mau naik taksi online? Menyentuh harga seratus ribu shay, mending dipake buat nyumbang 1000 pohon toge di Birmingham City. Gimana kalo ojol? Kasian abangnya, balik sendiri menyusuri jalan ituh, akuh tak tega, akuh tak kuasa…

Singkat cerita, malaikat baik itu bernama Kak Vita, blogger perempuan tangguh yang sekamar sama gue.

Jurus kedua: mencari tumpangan searah menuju Harris Resort Barelang dan jangan lupa berdoa agar pemberi tumpangan tergolong orang-orang yang sabar.

Emang manusia nggak ada yang sempurna. Gue yang dianugerahi kemampuan melacak hubungan gelap mantan dengan kakak dari abang ipar adik sepupu pacarnya, memiliki kekurangan dalam hal-hal spasial. Meeting point sama Kak Vita tuh, di halte Kepri Mall, tapi gue malah hampir nyungsep ke DC Mall yang notabene semakin jauh. Alhasil, Kak Vita yang ditemani oleh mamah mertua dan adik iparnya harus mengelus dada ~~KFC~~ menunggu gue muter balik ke halte Kepri Mall.

Setelah pertemuan antara dua blogger yang tidak memadu kasih terjadi, kita pun langsung cuusss ke Harris Resort Barelang. Tidak ada macet kemanjaan yang biasa dialami buruh teks komersil di Ibukota. Jalanan lancar jaya hingga sesampainya di sana.

Begitu tiba di Harris Resort Barelang, gue pun segera check-in, lalu diantarkan ke kamar. Nggak lupa, gue meneguk segarnya welcome drink yang mungkin sudah bercampur dengan setetes kenikmatan dari mata air di Afrika. Bening pisan, euy!

Ini bukan altar pernikahan gaes, tapi bisa jadi ide bagus

Naah, kali ini pilihan kamar yang ditawarkan adalah HARRIS Room dengan jenis pemandangan garden view. Soalnya, di sini tuh lo bisa pilih pemandangan yang diingini. Ada garden view, pool view, dan sea view. Selama perjalanan menuju kamar, segala keindahan laut dan pohon-pohon rindang pun terpampang nyata. Belum lagi cuaca sore itu yang mendukung banget, sejuk-sejuk mendung seakan mengerti bahasa kalbu.

Tampak depan HARRIS Room seperti rumah di drama-drama Korea

Kolam yang mampu membuat air matamu tenggelam

Mbak, berduaan aja Mbak, best friend foevah ya? Kalo mau beli gelang persahabatan, jangan sama saya ya!

Saat petang kian pekat, rekan blogger lainnya baru sampai. Sebut saja Mona, tapi nggak perlu ditambah Lisa karena dia bukan anggota BLACKPINK. Jurnalis tangguh ini menempuh perjalanan panjang menggunakan sepeda motor dan mengendarainya di atas kekuatannya sendiri. Wah wah, apakah mungkin dia…

Dan karena kita menginap bertiga di sana, kamar yang luas itu pun kudu harus ditambah dengan extra-bed.

Iye, itu boneka gue

Siapa bilang gue nggak ada yang meluk, noh HARRIS meluk-meluk gue!

Selain HARRIS Room, ada HAARIS Suite dengan ukuran 66 m2 dan HARRIS Villa dengan ukuran 130 m2 yang dilengkapi dengan kolam renang pribadi. Kamar yang disediakan begitu nyaman, begitupula kamar mandi yang lengkap dengan standing shower, hair dryer, dan segala kebutuhan yang diperlukan saat menginap. Hair dryer penting banget buat kita-kita perempuan anggun dan berhijab agar ~~supaya~~ tidak takut mencelup ke air sehingga basah dan sulit menjadi kering. Bhaique.

Saat malam menjelang, kita pun menuju Rock Salt Beach Club & Bistro untuk menunaikan makan malam dan menuntaskan rasa lapar. Rock Salt Beach Club & Bistro ini memiliki konsep fine dining yang menyajikan porsi makan bule alias ngenyangin banget. Katanya sih, sebentar lagi mereka akan mengubah konsepnya dengan menyediakan makanan ala carte biar lebih light dan asyique buat nongkrong. Sebagai pemegang akun kuliner ~~kenamaan~~ di Kota Batam, tentunya naluri gue udah mencium menu mana yang sungguh nikmat bin estetik untuk dipotret.

Selepas makan malam, gue pun harus melanjutkan jurus jitu selanjutnya. Gue pun memulai modus berikutnya dengan bertanya pada Mona.

“Mon, besok balik pagi kan? Kamu kerja kan? Bisa bareng nggak?” (Tambahkan ekspresi layaknya emoji senyum di sini)

Tanpa pikir panjang dan juga mungkin kasihan ngelihat gue, Mona mengiyakan. Aha, gue memang pintar.

Jurus ketiga: kembali mencari tumpangan searah menuju tempat kembali dan tak lupa memasang wajah memelas nan haus kasih ibu.

Malam yang sangat menyenangkan bisa staycation di Harris Resort Barelang. Pura-pura insomnia kalo keesokan harinya adalah hari kerja dan gue sebagai orang yang berdedikasi tinggi akan kembali mengeruk rezeki.

Sebagai morning person yang udah punya alarm badan, begitu pagi datang pun gue bergegas mandi, lalu mengajak Mona untuk sarapan. Lagi-lagi, kalo soal makanan, gue bener-bener ngerasa puas ada di Harris Resort Barelang. Pilihan menu yang disajikan beraneka ragam. Mulai dari appetizer sampe dessert, semua disajikan dengan level temptation. Bikin ngiler!

Buat lo yang punya gaya hidup sehat dan clean eat, di sini hidangannya rendah garam dan juga ada kok, pilihan buat pecinta veggie.

Bapak pilih yang mana? Pilih dia atau dia~

Segarnya menusuk hingga ke empedu

Ini namanya Fried ya, bukan gorengan. (Biar jadi 50 ribuan bukan gocengan)

Sebagai tambahan, Harris Resort Barelang terletak hanya 5 menit dari tenggara Batam Landmark - Jembatan Barelang 1 dan 30 menit dari Batam Centre International Ferry Terminal juga Bandara Internasional Hang Nadim. HARRIS Resort Barelang Batam memiliki 173 kamar. Di sini juga ada HARRIS Café dengan Live Cooking Pizza, Harris Juice Bar, SPA, Pusat Kebugaran, Bay House, Harris Boutique, jogging track dan bersepeda, pusat bisnis, pojok internet, pusat ATM, mini mart dan ruang parkir luas yang mampu menampung 200 mobil. Resort ini juga dilengkapi dengan HARRIS Function Hall, gedung yang sempurna buat ngadain pertemuan, konvensi dan pameran hingga 500 orang yang berisi 8 ruang pertemuan.

Pak Dirrrr, saya totalitas tanpa batas pake seragam nih, branding nih, gaji saya naik kan Pak? (dikeplak onlen)

Nah, monmaap nih yak, apa sekarang elo nyesel kan, nyesel kan, udah baca 3 jurus jitu menginap murah di Harris Resort Barelang ala gue?

Harris Resort Barelang – Batam

Jl. Trans Barelang, Batam 29439, Indonesia

Telepon. +62 778 409 1111

Website: http://harrishotels.com/barelang

Facebook: https://www.facebook.com/harrisbarelang/

Instagram: https://www.instagram.com/harris_barelang/

10 comments

Susahnya Jadi "Cantik"

by Bagaimakna - 11:48:00 PM

Memang udah kodratnya kalo perempuan diidentikkan dengan frasa cantik. Realistis dong, ya, lelaki dengan mudah klepek-klepek sama cewek cantik. Buat gue yang memang sadar diri akan penampilan yang standar, rasanya untuk mendapat definisi cantik, tentulah harus dengan kelebihan selain fisik. Gue berupaya keras buat mengasah kemampuan dan hal-hal akademis.

Lulus kuliah di usia dini, memulai karier sebagai freelancer, menjabat sebagai seorang manager, hingga me-manage banyak brand adalah sebagian perjalanan gue menuju “cantik” versi gue. Mau gue dandan kayak apa pun, nggak bakal bikin muka gue se-flawless Gigi Hadid. Skincare jutaan rupiah sekalipun, belum tentu berhasil ngebuat kulit gue semulus cewek-cewek Korea. Tapi, gue yakin kalo pengetahuan dan pengalaman bisa membuat gue menguasai suatu hal yang membuat inner beauty gue keluar gitu, mwehehe…

Memulai pagi dengan tumpukan notifikasi chat dari anak cabang brand yang dikelola, gue terbiasa untuk mengonsumsi air putih dalam jumlah yang banyak. Satu hari gue bisa menghabiskan 2.5 sampai 4 liter air. Pastinya, kebiasaan ini membuat gue harus rela bolak-balik menyapa toilet dan basah-basahan di dalamnya.

Hmm, sebenernya sih, paling males kalo udah bolak-balik kayak gini. Mengingat juga toilet yang dipake adalah toilet bareng-bareng yang entah udah berapa puluh karyawan duduk di sana setiap harinya. Apalagi, kalo sampe nggak bener-bener mengeringkan area kewanitaan, bisa-bisa gue harus menahan becek seharian.

Selain kelembapan yang bikin risih, gue juga paling ogah kalo sampe bagian intim ini berbau dan meninggalkan keputihan yang berlebihan. Hiiih, bisa jijay sendiri menyaksikannya bertahta di bawah sana!

Buat gue, cantik fisik dari dalam nggak kalah penting. Apalagi, masalah di area kewanitaan juga bisa menjadi sinyal akan masalah kesehatan. Jangan mentang-mentang nggak kelihatan, area kewanitaan jadi terabaikan begitu saja.

Udah seminggu ini gue mencoba untuk menggunakan pembersih khusus kewanitaan Resik V Khasiat Manjakani Whitening. Banyak sih, yang masih takut-takut buat pake cairan untuk organ kewanitaannya. Duh, harusnya lebih takut kalo gagal jadi istri resik karena nggak bisa jaga kebersihan dan kecantikan area kewanitaan.

Resik V Manjakani Whitening

Cara pakenya gampang, kok. Cukup tuangin beberapa tetes ke telapak tangan, busakan dengan air, gosok perlahan di area kewanitaan dan sekelilingnya, terus basuh deh, dengan air mengalir. Dan nggak lupa buat mengeringkannya.

Gue punya stok buat di rumah dan di kantor. Jadi, kapan dibutuhin, gue selalu siap sedia senjata ampuh satu ini. Kalo gue baca-baca sih, khasiat Manjakani asli Persia yang terkandung di dalamnya, bisa mengencangkan gitu, deh. Dan kandungan bengkoangnya, bisa hingga 2x mencerahkan. Buat pasangan suami istri, tentu berpotensi makin cihuy di atas ranjang. Ihiiirrr…

Yang gue rasain adalah keset gitu jadinya. Nyaman banget, sih. Gue pake beberapa kali aja seminggu, meskipun ini aman untuk dipake tiap hari. Bangkoang aja udah bisa mencerahkan, apalagi kalo ditambah khasiat Manjakani, bahan-bahan alami yang dipercaya khasiat turun temurun dalam hal menjaga kesehatan dan kecantikan area kewanitaan kita.

Jujur aja deh, para perempuan yang lagi baca postingan gue ini, gimana perasaan lo ketika menatap nanar area pangkal paha dan area kewanitaan yang menggelap??? Pasti ada rasa nggak pede yang menyergap seketika, ditambah mengingat ada suami di sebelah. Nah, menggelapnya daerah ini bisa dikarenakan pengaruh hormonal, iritasi akibat bakteri atau jamur, maupun gesekan paha. Makanya, Resik V Manjakani Whitening bisa jadi salah satu sahabat baik dalam menjadi cantik, apalagi demi menjaga hubungan suami istri yang harmonis. Ahiy, makin ngerasa syantiklah aku tuh~

Gue juga ngerasa cocok pake Resik V Manjakani Whitening sebagai satpam di kala menstruasi. Sekalipun mengganti pembalut hingga 5 kali sehari, seutas pengganjal itu harus menemani selama 24 jam. Udahlah berbau tak sedap, darah kotor yang menumpuk ini berpotensi menjadi infeksi.

Buat lo yang sangat memerhatikan kehalalan produk, Resik V Manjakani Whitening ini halal dan teruji secara klinis. Makanya, buat gue sih, aman banget untuk diigunain.

Susah sih, jadi “cantik”, tapi apa pun dilakukan demi membuat pasangan nggak ilfil dan makin sayang.

2 comments

5 Alasan Kenapa Gue Pengin Banget Staycation di Malioboro, Yang Kelima Bisa Bikin Bos Gue Ngamuk!

by Bagaimakna - 2:51:00 PM

Istilah “staycation” semakin booming akhir-akhir ini. Ada yang memaknainya sebagai pergi berlibur di kota sendiri dan ada pula yang melakukan staycation dengan menghabiskan waktu liburan di sekitar tempat penginapan pada suatu kota.

Kalo ada yang nanya ke gue, di mana gue pengen liburan dalam jangka waktu yang lama, tentu gue langsung jawab Jogja. Gue udah beberapa kali ke kota gudeg ini. Mulai dari empat hari hingga 1 minggu dan bagi gue, itu belum cukup. Rasanya, pengin banget gitu, stay di Jogja sampai dua minggu atau bahkan satu bulan. Tentunya, dengan budget yang biasa-biasa aja, gue nggak bisa terlalu sering berkelana untuk mencari wisata yang jauh dari distrik tempat gue akan menginap.

Udah jelas dong, ya, Malioboro adalah salah satu tempat paling strategis untuk staycation dengan kurun waktu yang panjang di Jogja. Mudah akses ke mana-mana dan selalu ramai adalah kondisi faktual dari daerah Malioboro. Tapi, ada lagi nih, 5 alasan kenapa gue pengin banget staycation di Malioboro.

1. Bisa jalan kaki asyik

Makin hari, pedestrian di kawasan Malioboro kian asyik untuk pejalan kaki. Meskipun banyak yang beranggapan lebih terkesan seperti nuansa Eropa, tetap aja buat gue, jalanan di sini nyaman banget dan ramah untuk pejalan kaki. Gue bisa menyusuri aktivitas-aktivitas lokal di sekitar Malioboro tanpa harus bergantung pada ojol.

source: media.travelingyuk.com

2. Wisata malam manis dan memorable

Gue harus mengakui bahwa wisata malam di Malioboro begitu manis dan menyenangkan. Sekalipun, lo harus menerima kenyataan diputusin pacar di sini. Bukan curhat, bukan sihir yee ~

Kalo lagi beruntung, gue bisa menikmati hiburan dari para musisi jalanan. Biasanya mereka pun menerima request-an lagu. Tentunya, dengan kesadaran dari pe-request lagu untuk menyisihkan uang buat mereka.

source: spotunik.com

3. Angkringan, kopi, dan jajanan murah

Makan, bukan sekadar keinginan, tapi tentu saja kebutuhan hakiki gue sebagai manusia. Siapa sih, yang memungkiri bahwa Malioboro punya deretan angkringan dengan harga yang nggak bikin kantong bolong? Bukan sembarang murah, kuliner di sana juga nikmat-nikmat bangeeet! Buat gue yang memang pecinta pahitnya kopi, sajian kopi jos cukup mudah untuk ditemui di deretan Jalan Malioboro.

source: sprudge.com

4. Street and human interest photo hunting

Mungkin, gue bisa dikategorikan dalam barisan perempuan yang nggak doyan selfie ataupun dijepret orang lain. Gue lebih suka motret orang lain sebagai objek. Dengan ragam dan ramainya hiruk pikuk kegiatan di sekitar area Malioboro, pastinya akan membuka peluang buat gue menangkap potret sisi kehidupan lain yang menarik. Mengingat, kawasan ini hidup hampir 24 jam, gue punya banyak waktu untuk mengeksplorasi.

source: hiveminer.com/User/ridhopratama/

5. Pindah “tempat kerja”

Eitsss, bukan maksudnya gue pengin resign lagi. Gue pengin tetap melakukan pekerjaan gue secara remote dengan suasana dan venue berbeda. Yang kebayang di benak gue adalah pagi-pagi nyiapin materi launching produk terbaru di atas kasur empuk sambil ditemenin wedang jahe di meja. Suara kicau burung dan hangatnya matahari mengintip dari balik jendela kayu. Hmmm, ngebayanginnya aja udah bikin gue happy… Sebagai seorang marketer yang harus stay duduk cantik di balik meja dengan sebongkah ide-ide, kerap kali gue merasa jenuh dengan situasi bekerja biasanya.

Hasrat untuk kerja dengan suasana baru ini, tentu nggak terlepas dari pilihan hotel yang nyaman dan sesuai finansial. Nggak jarang, gue survei harga hotel di Jalan Malioboro. Dengan ngecek kayak gini, gue bisa membuat perencanaan biaya yang sekiranya dibutuhin. Lo juga bisa ngecek hotel sekitaran Malioboro di sini, lho!

Jadi gimana, nih? Mau bikin bos lo ngamuk juga, nggak? Heheu~

2 comments

Air yang Layak di Kawasan Danau Toba, Dimulai Dari Sini

by Bagaimakna - 8:28:00 AM

Meski hidup di perantauan, Danau Toba tetap menjadi destinasi yang kurekomendasikan tiap kali ada teman atau kerabat yang berkunjung ke Medan. Perjalanan yang membutuhkan waktu kurang lebih selama lima jam lewat jalur darat, tak pernah menjadi masalah bagiku jika membayangkan keindahan danau yang satu ini. Terbukti, paras eloknya pun membuat Danau Toba dilirik banyak produser film untuk menjadi setting cerita.

Danau Toba riwayatmu kini... source: marketeers.com

Belum lagi, kenyataan jika ibuku memang tumbuh besar di sana, sehingga tak asing lagi bagiku segala cerita legenda hingga kisah-kisah terdahulu yang memang terjadi di sana. Kata ibuku, dulu dari pagi hingga sore, di pinggiran danau tersebut, ia biasa melihat berbagai aktivitas masyarakat sekitar yang tergantung pada air danau. Mulai dari mencuci, memandikan anak-anaknya, atau mengambil air untuk konsumsi di rumah. Kala itu, tak jarang beberapa di antara mereka, langsung meminum air danau begitu saja karena sangkin jernihnya.

Namun, siapa sangka bila sekarang masyarakat desa pinggiran Danau Toba kesulitan untuk mendapatkan pasokan air bersih. Sebenarnya, kalau kita telaah lagi, dampak negatif terhadap ekosistem danau ini terjadi akibat berbagai aktivitas masyarakat sekitar. Mulai dari air minum, MCK, pertanian, perikanan, pariwisata, perhubungan, ataupun kegiatan-kegiatan bisnis, sehingga Danau Toba mengalami perubahan-perubahan ekologis yang membuat kondisinya jauh berbeda dari kondisi alami semula.

Melihat fakta di lapangan seperti itu, pada bulan April 2018 lalu, telah dibangun filter air bersih di Danau Toba. Dengan memanfaatkan teknologi filtrasi ini, air Danau Toba dapat dimanfaatkan sebagai air minum.

Hal ini mengingatkanku pada negara tetangga terdekat, yakni Singapura. Pengolahan air limbahnya bisa kita jadikan contoh. Dalam sebuah sistem terowongan bawah tanah, setiap tetes air disaring. Kemudian, melalui proses penyaringan ini dihasilkan air yang layak minum. Ternyata di Negara kita, khususnya wilayah Danau Toba dan sekitarnya, sudah tersentuh pula teknologi canggih untuk mengelola air Bersih tersebut.

Kebutuhan ini Bersih di Danau Toba dapat terpenuhi dengan metode Ultra Filtration Water Treatmen, di mana air Danau Toba melewati penyaringan berlapis untuk memastikan kualitas air yang dihasilkan stabil dan baik.

Tidak hanya teknologi canggih filtrasi air, di sekolah-sekolah wilayah Danau Toba dan sekitarnya juga didirikan toilet dengan fasilitas lengkap guna menunjang gerakan kebersihan air tersebut. Masyarakat sekitar tentunya sudah tidak perlu memanfaatkan air gunung sebagai konsumsi sehari-hari, tetapi dapat langsung memanfaatkan air di Danau Toba. Tidak hanya untuk kebutuhan rekreasi, Danau Toba sudah menjadi rezeki yang dimanfaatkan wisatawan dan masyarakat lokal sekitar atas limpahan air bersihnya.

6 comments

Mencengangkan, Ini Dia 3 Hal yang Bikin Gue Males Blogging!

by Bagaimakna - 10:14:00 AM

source: http://blog.reverbnation.com

Judulnya udah clickbait belum?

Genap udah satu tahun gue nggak nge-post di blog ini. Sibuk? Jelas. Sok sibuk? Pastinya! Pepatah Bataknya sih, yeee, “no one is always busy, it just a matter of priorities”. Bukannya nggak ada bahan yang bisa dituangin dalam sebuah narasi, hanya saja gue emang males buat bikin postingannya.

Kesibukan gue sekarang emang apaan, sih? Hmmm, setelah jadi seorang “resigner” dari kantor terdahulu, gue nggak serta merta jadi pengusaha yang berdiri di atas usaha sendiri. Yep, gue tetep jadi seorang karyawan di perusahaan kompetitornya mantan kantor gue yang dulu. Bedanya, ya posisi gue bukan lagi seorang digital marketing staff, tapi headstore atau biasa dilabeli “Ibuk GM”. Loh, gimane ceritanye? Entar dah ye, kalo rajin, gue ceritain kronologinya.

Terus kemaren tuh, gue iseng ngecek-ngecek salah satu email gue yang dulu biasa dipake buat job freelance. Dan ada salah satu alamat email yang pengin banget gue sapa—email-nya Mbak Rini Agustina, orang yang ngajak gue buat jadi content writer di portal KokGituYa milik Daihatsu. Alih-alih email gue dibales, Mbak Rini malah nge-follow gue di IG. Dia langsung ngirim DM, lalu kita jadi cerita panjang lebar di sana.

Time flies. Mbak Rini udah nggak stay di Jakarta. Kini dia jadi warga Bekasi yang penuh cinta. Kok penuh cinta? Yap, dia udah resmi menikah dan sedang menjalani trimester terakhir kehamilan. Dia juga memilih untuk nggak lagi bekerja di advertising agency yang ngebuat kita bisa saling kenal. Tapi, doi tetep nulis sebagai freelancer dan buka jasa maintain website dan media sosial.

Sampailah celotehan Mbak Rini pada pertanyaan ini.

"Kamu masih update blog Fun?"

Tanpa basa basi dan hal klise kayak writer’s block, gue pun menjawab, “Udah nggak pernah Mbak. Udah males.”

“Haha, ayolah semangat! Tulisan-tulisan kamu kan bagus. Bikin startup gitu. Mungkin kamu butuh sesuatu yang ada challenge-nya,” kata Mbak Rini kemudian.

Ucapan Mbak Rini menghadirkan pergulatan tersendiri dalam benak gue. Gue mikirin lagi, apa sebenarnya faktor-faktor yang membuat gue semakin males nge-blog. Maka dari itu, atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, terungkaplah 3 hal yang bikin gue males blogging.

1. Banjirnya “blogger event” dan iklan-iklan yang menyertainya

Boleh dibilang, gue juga pengguna jasa review dari blogger. Beberapa kali gue bikin event yang mengundang para blogger sebagai tamu undangan. Tapi, gue nggak pernah menuntut mereka untuk bikin postingan di blog, melainkan nge-post di akun media sosial.

Karena ada juga yang dengan tulus menuliskannya di blog tanpa paksaan sedikit pun bahkan sampe bikin vlog buat melengkapinya.

Mungkin karena gue juga seorang blogger dan paham effort sekaligus “beban” dalam membuat postingan di blog. Contohnya, kalo klien atau perusahaan yang mengundang para blogger, minta postingan event menggunakan keyword tertentu yang bernapaskan hard-selling. Gapapa sih, kalo benefitnya setimpal. Ini malah banyak yang gratisan dan cuma diiming-imingi goodie bag.

Gue pribadi nggak mempermasalahkan postingan-postingan berisikan kegiatan-kegiatan para blogger ketika mereka mengikuti event tertentu. Hanya saja, gue muak juga kalo kontennya bak reportase. Situ blogger apa wartawan media online? Realistis memang, duit sih duit. Tapi, apa nggak lebih baik menyeimbangkan komposisi postingan event dan segala placement article dengan postingan-postingan yang memang sesuai dengan tema blog lo? Atau, bisa juga dengan menyamarkan isi kontennya dengan cerita pribadi yang bernilai entertain. Diiringi dengan upaya meningkatkan kualitas tulisan. Dan juga, nggak semua event diikutin gitu lho!

Kadang-kadang, sangkin ngikutin banyak event dalam satu hari yang sama, blogger-blogger ini sering telat dateng ke acara tersebut. Bukannya bisa pilih-pilih mana yang mau didatengin, ya?

Tapi kan, nyari ilmu boleh-boleh aja.

Kalo mau ngilmu, ke Mbah Mijan gih. To be honest deh, berapa persen sih banyaknya event yang diikuti “blogger event” ini yang bener-bener padet ilmunya dan berguna buat para blogger? Event-event digital yang beneran buat “ngilmu” juga biasanya bayar. Contohnya, event Social Media Week Jakarta 2017 yang gue ikutin tahun lalu. Gue jauh-jauh dari Medan ke Senayan buat dengerin paparan dari Mas Dimas Djay sampe orang-orang kreatifnya Google.

Pesan moral: jagalah marwahmu sebagai seorang blogger.

2. Blogwalking dengan taraf “yang penting udah komen”

Gue kangen masa-masa nge-blog di zaman nge-tweet masih pake RT. Sebelum istilah pelakor melekat erat pada figur Ayu Ting Ting. Saat itu, blogwalking dijalani memang karena ingin mengakrabkan diri satu sama lain, bukan cuma sekadar ajang menunjukkan apresiasi yang sekenanya.

Nggak berakhir di kolom komentar postingan, malah berlanjut ke pesan pribadi atau malah group chat. Coba deh sekarang cek blog masing-masing, udah nulis soal travelling panjang-panjang kayak draft tesis, dikomennya, “Ih, asik banget ya…” Udah, gitu doang, Mbak? Emang sih, nggak semua postingan menimbulkan hasrat buat ngisi komentar. Tapi buat gue, kalo emang nggak ada yang mau gue komenin, ya gue baca aja tanpa niatan buat nunjukin diri kalo “gue baca lhoooo postingan lo, komen balik dooong, di blog gue!”.

Gue nggak bisa memungkiri fenomena “sebatas timbal balik” ini dilatarbelakangi oleh mimpi-mimpi para blogger untuk meraup untung dari blog-nya masing-masing. Ngaku ajalah, yang cita-citanya pengin monetize blog-nya… Berusaha keras bikin niche blog yang ujung-ujungnya merujuk pada materi. Membuatku bertanya

3. Jalan hidup yang semakin jauh dari dunia tulis menulis

Kalo dulu kan, gue memang menyambung hidup dari naskah-naskah yang gue edit. Ketika berkecimpung dan menggeluti peran sebagai editor, gue juga meluangkan diri sebagai penulis konten. Otomatis, gue pun mengeksplor “rasa” dalam tulisan-tulisan pribadi di blog ini.

Sementara itu…, pekerjaan gue sekarang adalah mengorganisir banyak kepala dari berbagai divisi. Bukan lagi sebatas nanggung jawabin copywriting-nya departemen digital marketing.

Setahun belakangan, nemu weekend yang bisa “libur” itu adalah anugerah yang terindah. Gue bukan ngarepin cuti terus bisa liburan ke Jepang, bukan itu. Sesederhana bisa matiin HP di hari Minggu dan leyeh-leyeh seharian. Inilah yang bikin gue pun semakin jarang ketemu dengan rekan-rekan blogger. Rasanya, hari luang sangat disayangkan buat ke sana kemari. Kalo memang ada, mending buat istirahatin hati dan kaki.

Serupa tapi tak sama dengan kadar iman yang suka naik turun, mungkin begitu juga dengan semangat nge-blog. Ketika gue mendekatkan diri dengan lingkungan yang intens blogging, secara begitu aja gue akan termotivasi buat lebih konsisten nge-blog.

Loh loh, kok dari tadi kayaknya gue nyalahin keadaan ya? Dalam nge-blog, hal yang nggak bisa kita lakuin sebelum menulis adalah tidak membaca. Untuk memperkaya sebuah tulisan, gue biasanya baca juga blog-blog tetangga. Dan memang, gue lebih tertarik sama personal thoughts konyol bin “apaan sih lo” ketimbang laporan acara dilengkapi foto-foto aestethic-nya.

The last but not least, gue berharap gue nggak males nge-blog lagi. Maaf kalo postingannya terkesan gue julid dan doakan semangat blogging gue kembali!

29 comments