Sahabat Lawan Jenis

by - 9:44:00 PM


Sahabat Lawan Jenis - FriendzoneWell, ini adalah salah satu topik yang menurut gue nggak ada abisnya buat dibahas. Sahabat itu identik dengan mereka yang sesama jenis. Banyak yang beranggapan, sahabatan lawan jenis = mustahil. Why? Soalnya, kemungkinan salah satu ngarep duluan itu sangat besar yang bisa berujung friendzone atau malah jadian.
             
Gue sendiri sering mencoba untuk bersahabat dengan lawan jenis. Dari sekian banyak perjalanan yang gue lewati, yang bener-bener jadi sahabat, sih, dikit. Seleksi alam pun terjadi. Gue sering membawa mereka ke zona friendzone, hingga ujungnya... giliran gue yang di-friendzone-in. *apes* *karma is a bitch* Gue pengin sharing tentang lika-liku sahabatan lawan jenis dari petualangan yang pernah gue alami. Ini berguna buat adik-adik yang mau belajar menuju kebahagiaan yang hakiki. *muntah pelangi*


1. Bermula dari “Dia Orang yang Menyenangkan”


Nggak semua orang yang kita kenal, bisa cocok sama kita, kan? Realize it. Di saat ada lawan jenis yang menarik dan bisa diajak enjoy bareng, gila-gilaan bareng, di sana kita bisa merasakan kesenangan yang mungkin nggak bisa didapet dari sesama jenis atau bahkan pacar sendiri. Apalagi, kalo punya kesamaan-kesamaan kecil seperti hobi, misalnya. Wuih, bisa jadi seru banget! Manusia mana, sih, yang nggak mau seneng-seneng?

2. Intensitas Pertemuan

Awal-awal kenal... ya, jarang ketemu. Kalopun ketemu, mungkin nggak sengaja atau emang situasi memaksa buat adanya sebuah pertemuan. Lama-kelamaan, ada aja alesan buat ketemu itu orang. Seakan-akan semesta merestui pertemuan kalian. Padahal, sering juga lo atau dia yang ciptain pertemuan tersebut.

3. Dia Bisa Bikin Nyaman dan Jadi Pendengar yang Baik

Always Listening, Always Understanding (Source: Pinterest)
Di saat pacar penuh drama, dia bisa jadi sandaran dan ngasih lo solusi. Di saat lo banyak masalah, dia bisa dengerin keluhan dan nemenin lo. Dia bisa jadi orang yang ngasih lo perspektif berbeda. Dia bisa jadi orang yang sangat objektif ataupun subjektif. Cuma ya, yang gini sering jadi masalah juga. Pacar lo sangat mungkin untuk cemburu karena merasa posisinya bisa tergeser. Ujung-ujungnya, salah-salahan. Akhirnya, nggak enakan.
Iya, sih, kalo lo punya pacar. Kalo lo jomlo? Yaudah, deh, ada tempat buat mengisi ruang kosong dalam keseharian lo tanpa harus ada yang mengawasi.

4. Dia Terbuka, Jujur, dan Apa Adanya

Boy: “Nyet, lo mandi nggak?”
Girl: “Yaelah, Nyet. Kayak lo mandi aja...”
Nuff said.... Sahabatan lawan jenis udah pasti nggak ada jaim-jaimnya. Gimana mau jaim, namanya juga sahabat! Peduli apa, sih, kalo dia ilfil? Kebanyakan yang udah-udah, dalam hubungan yang normal, si cowok kadang sering lupa kalo sahabatnya itu cewek. Ya karena lama-lama, logika berpikirnya pun turut terpengaruh oleh si cowok. Obrolan yang mungkin tabu bagi banyak cewek akhirnya menjadi perbincangan yang biasa aja. Nggak ada, tuh, sensian gara-gara dibilang gendutan atau kusut banget kayak belom mandi sebulan. Dalam konteks sahabat, ya.... Kalo lebih, sih, lain lagi.

Cekek abang, dek... (Source: Pinterest)

5. Akibat Terlalu Dekat

Girl: “Tau nggak, tadi aku ditanyain, kita pacaran atau enggak. Aneh banget, kan!”
Boy: “Iya, padahal kan, kita sahabatan.”
Mau sampe bego jelasin ke orang-orang soal kedekatan lo dengan dia, mereka cuma memandang cover-nya aja. Kelihatan deket dan cenderung mesra dengan lawan jenis adalah sasaran empuk buat digosipin sama orang-orang sekitar. Syukur, sih, kalo lo emang nganggep dia sebatas sahabat. Nah, kalo ternyata itu PDKT terselubung atau salah satu dari kalian ngarep, kan, jadi beda lagi ceritanya...

6. Ketika Mulai Ada Ketertarikan Seksual...

Duh, senyumnya bikin ngademin hati. Hmm..., ternyata dia cantik juga, ya.
.
.
.
Kok, gue jadi sayang sama dia? Kok, gue mikirin dia mulu? Kok, gue rindu? @#$$%&^@##asdfgh?!

Eh, yang namanya sahabatan juga ada rasa sayang. Tapi,  kok, lama-lama sayangnya jadi lebih dari sahabat? Dia sendiri ngerasanya gimana, ya?
Kalo lo udah mulai gelisah dengan hal-hal di atas, mungkin itu adalah dasar dari level yang disebut ABG kekinian sebagai friendzone. Di satu sisi, lo enggan memulai karena takut dia berubah. Di sisi lain, lo penasaran, apakah dia ngerasain hal yang sama.
Friendship, Friendzoned, or Lover?

7. Nggak Berhak Cemburu

Dia chatting-an sama lawan jenis lain. Akrab dan..., kelihatan mesra, ya?
Eits, eits, kok jadi kepo dan berprasangka yang bukan-bukan? Hmm... Inget lho, dia itu masih “sahabat”.

8. Kemudian, Ada Pengakuan

Lo ngaku. Perasaan lo berubah. Lo sayang sama dia. Lebih dari sahabatan. Be brave. Ternyata, dia merasakan hal yang sama. Happy ending. Ini kasusnya kalo lo jomlo dan dia pun punya feeling yang berbeda ke elo. Sialnya, kalo lo udah punya pacar. Berarti fix, lo SE-LING-KUH. Iya, selingkuh hati dan pikiran. Lo buang banyak waktu lo buat bagi pikiran dan hati ke dua orang.
Yang lebih miris, elo jomlo, ngaku ke dia, lalu dengan indahnya, dia berkata, “Gue anggep lo sahabat. Karena sahabat itu lebih dari apa pun....”
Eh, ada yang lebih miris lagi, deh. Elo jomlo, ngaku ke dia, lalu dia jawab, “Aku juga sayang kamu. Tapi, aku nggak mau pacaran dulu.” Ngggggg.... Bikin GEER! Berasa digantung di ujung Monas pake tali yang ditarik-ulur. Kemudian, lo bingung harus bertindak apa. Deket sama dia terus, bisa nyesek. Jaga jarak sama dia, nggak kalah nyesek. I know dat feel. *free pukpuk*

Friendzone Detected (Source: Pinterest)

9. Hingga Lo Sadar, Ternyata...

Mungkin, itu perasaan sementara yang dibuat-buat. Sering ketemu, sering manja-manjaan, sering berkeluh kesah, sampai akhirnya ada percikan-percikan api di hati lo. Syukur, deh, kalo emang kayak gitu. So, lo bisa lanjutin sahabatan sama dia. Yang kayak gini, sih, biasanya persahabatannya jadi lebih langgeng. Soalnya, buat gue sendiri, hal terpenting dari persahabatan adalah pengakuan. Batas antara lo dan sahabat semakin tipis, sehingga dia jadi orang yang paling tau tentang lo dan sangat bisa dimintai pendapat. Nggak bisa dipungkiri, di hadapan orangtua, semua anak punya topeng. Di hadapan sahabat, sih, juga punya. Namun, semakin dewasa, waktu orang-orang lebih banyak dihabiskan bersama sahabat.
Kacaunya, perasaan lo makin dalam. Sementara, dia mengacuhkan itu dan tetap nyaman dengan ruang bernama friendzone. Kalo soal ini mah, tergantung ke personal masing-masing. Masih mau selalu ada buat dia atau selalu ada buat bersama. Gimanapun, mungkin dia emang nggak tertarik untuk lebih dari sahabat. Kalo dia ngegantungin, ah... kemungkinan besar itu kedok karena takut sendirian dan kehilangan sosok “sahabat”. Kalo dia emang sayang, bakal ada sikap mempertahankan, bukan ngebiarin semuanya berjalan gitu aja.


10. Sadari “Aku Sayang Kamu” atau “Aku Sayang Kebersamaan Kita”

Nah, ini! Nggak perlu dijelasin lebih karena gue tau IQ lo pada jauh di atas gue. Iya, jauh banget sampe nggak bisa diukur.


Sahabat lawan jenis itu emang asyik. Ada rasa pengin ketemu, ada rasa rindu, ada rasa pengin ngobrol banyak tanpa batas, tapi nggak perlu status penuh drama. Ada rasa dilindungi, ada rasa diperhatiin, ada rasa... ah, nano-nano deh, pokoknya. Bisa juga jadi buruk, di saat kita terlarut dalam perasaan searah.
Nggak ada orang yang bisa memastikan perasaannya di masa depan. Hari ini sayang sebagai sahabat, besok bisa jadi sayang sebagai lawan jenis. Satu-satunya hal yang pasti adalah sebuah ketidakpastian. Tuhan kan, Mahamembolak-balikkan hati manusia. Sahabat lawan jenis bisa jadi omong kosong atau realita, tergantung lo menyikapinya.
Gue sendiri punya sahabat lawan jenis yang emang udah kayak kakak sekaligus bapak buat gue. Namanya Danang. Tapi, sekarang, jarak memisahkan kita. Gue nggak memungkiri, bisa aja suatu saat kita saling jatuh cinta. Sampe sekarang, sih, belum. LOL.

Dia cinta mati sama seorang gadis yang berasal dari Jepang. Dulu, kalo gue sakit, dia jadi orang pertama yang nanyain, "Udah ke apotek? Kalo belum, Danang bawain obat sama makan, ya." Di antara kita belum ada pengakuan cinta secara blak-blakan. Cukup tau sama tau tentang perasaan masing-masing. Sebab persahabatan bukan hanya mendengar dengan telinga, bukan hanya berbicara dengan bibir. Namun, tentang mendengar dan berbicara dengan hati.

Rasakan dan resapi....

Boy & Girl Friendship Goals (Source: Weheartit)
                Pada dasarnya, pasangan yang kita cari adalah dia yang mengerti kita luar dalam. Rasanya, pasangan yang juga menempatkan diri sebagai sahabat adalah kriteria favorit banyak insan. So, kenapa harus takut untuk jatuh cinta dengan sahabat sendiri? Kenapa harus takut dicintai sahabat sendiri? Jika toh yang kita cari adalah mereka yang mengerti dan memahami kita, bukannya itu semua ada pada seorang sahabat?


Kalo menurut lo, gimana, guys?

Happy Ending! (Source: Weheartit)
A guy and a girl can be just friends. But at one point or another, they will fall for each other. Maybe temporarily, maybe at the wrong time, maybe too late, maybe forever.

You May Also Like

22 comments

  1. Ya tuhan, rasanya gue mah gapunya sahabat ccowok yang begini begini banget. Adanya juga udah pacar.. Haha xD

    ReplyDelete
  2. Saya juga susah percaya ada persahabatan cowok-cewek yg murni. tapi anehnya, saya sendiri membuktikan punya sahabat cowok dan (setahu saya) persahabatan kami bener2 murni :))

    ReplyDelete
  3. kalo aku suka sahabatan sama cowo karena asik ajah beda sama cewe, hihi

    ReplyDelete
  4. puniiiii gimana kabaarnyaaa? :D
    beberapa waktu lalu aku blogwalking ke sini masih belom ada postingan baruu, eh skrg udah ada ajaa :3

    *ga nyambung sama postingan :3

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai, Nyus!
      I'm back~
      Sering-sering ke sini lagi ya mwahahaha *modus*

      Delete
  5. Yuk jadi sahabat lawan jenisku! *azeekk*

    ReplyDelete
    Replies
    1. BlogWalking Mbak salam kenal zafarsitinjak.blogspot.com :)

      Delete
  6. Kamu mau aku jadikan sahabat wanita terbaik dari sekian banyak sahabat wanita disekitarku? Nanti aku adain event gathering buka puasa, bareng semua sahabat lucu lucu gemes ku. Tenang, ada photo session juga spesial denganku. Untuk kamu, aku kasih edisi spesial. haaaha.. *reservasi 27 table + candle light XD XD

    ReplyDelete
  7. Fanny, aku lama gag ke sini yak. Subhanallah Fany tambah cantik lagi deh pakek hijab :D

    Beneran Fan, sahabatan sama lawan jenis ini rasanya .... Sudahlah -_-" Pernah jadi korban friendzone :"( hiks *lohcurhat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah... Makasih, Neng.

      Menyenangkan, walau bisa nyesek di belakang. Hahahaha. =))

      Delete
  8. Hai kak...
    Kalo aku sendiri, suka banget punya sahabat lawan jenis. Tapi yah, seperti uraian di atas. Friendzone sangat menyakitkan.
    Tapi seiring berjalannya waktu, sahabat yg jadi pacar itu oke banget. Tetap aja nggak jaim2an. Lo gendutan, lo bauk, dsb. Gk mnjadi pemicu pertengkaran dlm hubgan. :D:)

    #salambloggerwalking 🙋

    ReplyDelete
  9. Thanks God sahabat lawan jenis daku ga ada yang kasus kena/di friendzone, karena emang "ngincer"nya best-friendzone sih (ini apa coba?).
    Well, emang dalam beberapa kasus sahabat lawan jenis itu impossible, tapi untungnya daku belum pernah merasakannya :3

    ReplyDelete
    Replies
    1. "Thank" btw bang :p

      Iyalah, lau punya pacar yang setia setiap saat seperti deodoran xD

      Delete
  10. Thanks kak! Atas pencerahannya nih

    ReplyDelete
  11. kalo udah friendzone begini , pusing banget gimana cara keluarnya :( sementara dia sudah punya pacar pulakkk :(
    bingung, ninggalin ga mungkin,
    suasanya jadi beda, asing, dan yang jelas jadi sepi karna dia udah jarang cerita ke kitaa. :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jangan biarin diri kita jadi kerikil dalam hubungan orang lain. Ada atau nggak ada dia, kita masih bisa temukan kebahagiaan yang lain. Semangat! :)

      Delete
  12. Kayaknya aku pernah di posisi friendzone dehh.. Disaat "dia" punya rasa akunya biasa aja fan disaat "dia" udah biasa ja "aku"nya mulai baper.. Haha

    Sakit sihh itu

    ReplyDelete