Lagi-lagi Mimpi
by
Bagaimakna
- 2:36:00 PM
Lagi-lagi Mimpi - ! Diary Khansa: Bermimpi itu memang mudah, yang sulit adalah mempertahankan kekonsistenan dan mewujudkannya. Kemudian, tidak gampang terpuaskan. Sejak duduk di bangku sekolah, aku selalu suka menulis. Menulis apapun, tentang siapapun. Bahkan, tulisan membuatku lebih jujur dalam mengungkapkan sesuatu. Sebab, semua orang "diperbolehkan" menafsirkannya berbeda.
Hingga saat aku kuliah, muncul impian menjadi seorang penulis. Perlahan-lahan, aku memulainya dari tulisan untuk jurnal kampus. Tugas-tugas di kampus pun kata-katanya kurangkai dengan serapi mungkin. Untukku yang tidak memiliki dasar bahasa yang mumpuni, aku terus belajar dan mencari tahu agar cara menulisku berkembang.
Sampai aku akhirnya menulis di blog dan mengisi konten di beberapa media. Senang rasanya, memiliki karya, meski tidak banyak orang tahu, itu adalah tulisanku. Tak apa, aku yang dulu butuh pengakuan, kini justru merasa karya adalah suatu kebutuhan.
Aku selalu memimpikan, bagaimana rasanya menjadi seorang penulis seperti Ayu Utami? Bagaimana rasanya menjadi pembawa tren seperti Raditya Dika? Bagaimana rasanya menjadi orang yang tak kunjung lulus kuliah, tapi sukses mempertawakan hal itu seperti Alitt Susanto?
Mungkin, aku belum "seperti" mereka. Namun, aku terus berupaya agar dapat melihat dan masuk ke dunia mereka. Hingga tahun ini, aku merasa semakin dekat dengan mimpiku.
Aku menjadi seorang editor sebuah penerbitan populer.
Penerbitan populer yang selama ini bukunya jarang kulewatkan.
Kau tahu rasanya?
Bahkan, saat aku mengetik ini, rasa tidak percaya masih hinggap. Aku ada di antara orang-orang yang selama ini hanya bisa kukagumi, tak terjangkau. Aku ada di antara orang-orang cerdas, yang mungkin bisa bekerja di perusahaan bonafit, tapi membesarkan mimpinya di sini. Aku ada di antara mereka yang berani beda.
Bagiku, mereka yang menganggap mudah sebuah mimpi, hanyalah orang-orang penakut. Yang hanya berlindung di balik zona nyaman kaum borjuis.
Jika ada orang yang berkata menulis itu mudah, seharusnya dia sudah terkenal karena tulisannya.
Jika ada orang yang berkata menulis itu hanya soal bakat, seharusnya dia punya bakat yang membawanya menjadi tokoh yang dikenal umat.
Sebab jika ada, mengomentari yang sempurna adalah dengan membuat karya.